Bab II Alam Pikiran Manusia dan
Perkembanganya
1. Hakikat
Manusia Dan Rasa Keingintahuan
a.
Individu/Manusia
Sikap-sikap
dasar manusia individual
1) Auguste
Comte melihat bahwa perilaku individu tidak meru-pakan cerminan dari perilaku
kelompok atau masyarakat. Individu tidak merupakan unit/satuan masyarakat.
2) Perbedaan
individu dengan kelompok, itu lebih disebabkan oleh adanya kecenderungan pembawaan
dari individu tersebut atau karena instink, yaitu; Egoistic instinc (instink
terhadap dirinya sendiri), dan Altruistic instinc (instink terhadap
orang lain).
b. Keluarga
1) Keluarga
merupakan kelompok yang terbentuk melalui instink dan daya tarik alamiah.
2)
Keluarga merupakan dasar dari kepribadian manusia dan basis semangat sosial.
3)
Keluarga yang menjadi jembatan antara egoistic dan altruistic. Keluarga
merupakan kebutuhan hidup masyarakat.
4)
Jika keadaan keluarga tidak stabil maka akan terjadi disorganisasi sosial
c.
Masyarakat
1)
Masyarakat diumpamakannya seperti organisme.
2) Dalam
masyarakat ada saling ketergantungan pada setiap manusia.
3) Hubungan
timbal balik antar keluarga adalah inti dari interaksi dari masyarakat.
Jadi masyarakat adalah:
a) Suatu
kerjasama hubungan-hubungan yang saling memiliki ketergantungan yang terjadi
tidak di atas landasan instinc/daya tarik ilmiah, akan tetapi atas landasan
pembagian pekerjaan,
b) Masyarakat
adalah laksana organisme di dalam pengertian umum,
c) Batas-batas
dari masyarakat adalah kemanusiaan itu sendiri.
d. Negara
Masyarakat
yang semakin komplek akan menciptakan pembagian kerja. Agar pembagian kerja
dapat berjalan dengan baik, maka perlu institusi yang mengatur.
1) Institusi
tersebut adalah negara.
2) Fungsi
negara adalah menjaga kesatuan sosial melalui suatu kelompok politik.
3) Sistem
yang mengatur adalah Pemerintahan.
4)
Negara hanya bertugas mengawasi dan mengatur.
2. PANDANGAN
COMTE TENTANG MASYARAKAT
Menurut
Comte masyarakat harus diteliti dengan menyelidikinya atas dasar fakta-fakta
yang obyektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian
perbandingan antara berbagai mayarakat yang berlainan. Herbert Spencer
menekankan bahwa ilmu sosiologi harus menyoroti hubungan timbal balik
antara unsur-unsur masyarakat seperti ; Pengaruh norma-norma atas kehidupan
keluarga, hubungan antara lembaga-lembaga politik dengan lembaga-lembaga
keagamaan. Dimana, Unsur-unsur dari masyarakat tadi mempunyai hubungan yang
tetap dan harmonis, serta merupakan suatu integrasi. Manusia sebagai unit
sosial. Manusia sebagai individu bebas tetapi terikat. Manusia dipengaruhi oleh
lembaga-lembaga yang berada disekitar manusia tersebut, seperti: lembaga
keluarga, dll.
Manusia
pada dasarnya mempunyai rasa takut untuk mati, sehingga diperlukan agama.
Hubungan
sebab akibat antara individu dan masyarakat merupakan hubungan timbal balik.
Dimana individu dapat mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya masyarakat dapat
mempengaruhi individu.
3. MASYARAKAT
INDUSTRI
o Aktivitas
masyarakat tidak lagi dikendalikan negara, tetapi oleh dirinya sendiri.
o Kerjasama
yang dilakukan sudah sukarela, karena merasa butuh orang lain.
o Keseimbangan
kepentingan-kepentingan dijaga oleh hukum.
o Adanya
saling ketergantungan dalam anggota masyarakat karena spesialiasi fungsi.
o Hubungan
saling ketergantungan (differensiasi dan spe-sialisasi) akan mengarahkan pada
masyarakat yang damai karena adanya kompromi.
4. HUKUM MENURUT
DURKHEIM
·
Hukum merupakan refleksi dari pada solidaritas sosial dalam masyarakat.
·
Hukum adalah kaidah-kaidah yang bersanksi yang berat ringannya ter-gantung pada
sifat pelanggaran, anggapan-anggapan serta keyakinan masyarakat tentang
baik-buruknya suatu tindakan.
· Di
dalam masyarakat terdapat dua macam sanksi kaidah-kaidah hukum
yaitu;
o Sanksi
yang refresif (hukum pidana), dan
o Sanksi
yang restitutif (hukum perdata, hukum dagang, hukum acara, hukum administrasi
dan hukum tata negara setelah dikurangi dengan unsur-unsur pidananya)
5. Tahap-Tahap
Perkembangan Pikiran Manusia
a. Tahap
Teologis
Tingkat
pemikiran manusia bahwa benda-benda di dunia ini semuanya berjiwa dan
disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia. Tahap Teologis
dibagi menjadi 3 sub-ordinat, yaitu:
o Fetishism/Animisme;
gejala yang terjadi karena kekuatan gaib/supernatural.
o Polytheisme;
gejala yang terjadi karena adanya kekuatan para dewa.
o Monotheism;
gejala yang terjadi karena adanya satu Tuhan.
b. Tahap
Metafisis
Pada
tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejal-gejala didunia ini disebabkan oleh
kekuatan-kekuatan yang berada diatas manusia. Manusia belum berusaha untuk
mencari sebab-sebab dan akibat-akibat gejala-gejala tersebut.
c.TAHAP
POSITIF
Tahap
dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah, dan pada tahap ini
ilmu pengetahuan berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar