Minggu, 02 Juni 2013

Alam Pikiran Manusia dan Perkembanganya


Bab II Alam Pikiran Manusia dan Perkembanganya
1. Hakikat Manusia Dan Rasa Keingintahuan
a. Individu/Manusia
Sikap-sikap dasar manusia individual
1) Auguste Comte melihat bahwa perilaku individu tidak meru-pakan cerminan dari perilaku kelompok atau masyarakat. Individu tidak merupakan unit/satuan masyarakat.
2) Perbedaan individu dengan kelompok, itu lebih disebabkan oleh adanya kecenderungan pem­bawaan dari individu tersebut atau karena instink, yaitu; Egoistic in­stinc (instink terhadap dirinya sendiri), dan Altruistic instinc (instink terhadap orang lain).  
b. Keluarga            
1) Keluarga merupakan kelompok yang terbentuk melalui instink dan daya tarik alamiah.
2) Keluarga merupakan dasar dari kepribadian manusia dan basis semangat sosial.
3) Keluarga yang menjadi jembatan antara egoistic dan altruistic. Keluarga merupakan kebutuhan hidup masyarakat.
4) Jika keadaan keluarga tidak stabil maka akan terjadi disorganisasi sosial
c. Masyarakat
1) Masyarakat diumpamakannya seperti organisme.
2) Dalam masyarakat ada saling ketergantungan pada setiap manusia.
3) Hubungan timbal balik antar keluarga adalah inti dari interaksi dari masyarakat.
            Jadi masyarakat adalah:
a) Suatu kerjasama hubungan-hubungan yang saling memiliki keter­gantungan yang terjadi tidak di atas landasan instinc/daya tarik ilmiah, akan tetapi atas landasan pembagian pekerjaan,
b) Masyarakat adalah laksana organisme di dalam pengertian umum,
c) Batas-batas dari masyarakat adalah kemanusiaan itu sendiri.
d. Negara
Masyarakat yang semakin komplek akan menciptakan pembagian kerja. Agar pembagian kerja dapat berjalan dengan baik, maka perlu institusi yang mengatur.
1) Institusi tersebut adalah negara.
2) Fungsi negara adalah menjaga kesatuan sosial melalui suatu kelompok politik.
3) Sistem yang mengatur adalah Pemerintahan.
4) Negara hanya bertugas mengawasi dan menga­tur.  
2. PANDANGAN COMTE TENTANG MASYARAKAT
            Menurut Comte masyarakat harus diteliti dengan menyelidikinya atas dasar fakta-fakta yang obyektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara berbagai mayarakat yang berlainan. Herbert Spencer  menekankan bahwa ilmu sosiologi  harus menyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat seperti ; Pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga-lembaga politik dengan lembaga-lembaga keagamaan. Dimana, Unsur-unsur dari masyarakat tadi mempunyai hubungan yang tetap dan harmonis, serta merupakan suatu integrasi.  Manusia sebagai unit sosial. Manusia sebagai individu bebas tetapi terikat. Manusia dipengaruhi oleh lembaga-lembaga yang berada disekitar manusia tersebut, seperti: lembaga keluarga, dll.
 Manusia pada dasarnya mempunyai rasa takut untuk mati, se­hingga diperlukan agama.
Hubungan sebab akibat antara individu dan masyarakat meru­pakan hubungan timbal balik. Dimana individu dapat mempenga­ruhi masyarakat dan sebaliknya masyarakat dapat mempengaruhi individu.  
3. MASYARAKAT INDUSTRI 
o    Aktivitas masyarakat tidak lagi dikendalikan negara, tetapi oleh dirinya sendiri.
o    Kerjasama yang dilakukan sudah sukarela, karena merasa bu­tuh orang lain.
o    Keseimbangan kepentingan-kepentingan dijaga oleh hukum.
o    Adanya saling ketergantungan dalam anggota masyarakat karena spesialiasi fungsi.
o    Hubungan saling ketergantungan (differensiasi dan spe-sialisasi) akan mengarahkan pada masyarakat yang damai karena adanya kompromi.
4. HUKUM MENURUT DURKHEIM
· Hukum merupakan refleksi dari pada solidaritas sosial dalam masyarakat.
· Hukum adalah kaidah-kaidah yang bersanksi yang berat ringannya ter-gantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan serta keyakinan masyarakat tentang baik-buruknya suatu tindakan.
· Di dalam masyarakat terdapat dua macam sanksi kaidah-kaidah  hukum yaitu;
o    Sanksi yang refresif (hukum pidana), dan
o    Sanksi yang restitutif (hukum perdata, hukum dagang, hukum acara, hukum administrasi dan hukum tata negara setelah dikurangi dengan unsur-unsur pidananya)
5. Tahap-Tahap Perkembangan Pikiran Manusia 
a. Tahap Teologis
Tingkat pemikiran manusia bahwa benda-benda di dunia ini semuanya berjiwa dan disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia. Tahap Teologis dibagi menjadi 3 sub-ordinat, yaitu:
o   Fetishism/Animisme; gejala yang terjadi karena kekuatan gaib/supernatural.
o   Polytheisme; gejala yang terjadi karena adanya kekuatan para dewa.
o   Monotheism; gejala yang terjadi karena adanya satu Tuhan.
b. Tahap Metafisis
Pada tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejal-gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada diatas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab-sebab dan akibat-akibat gejala-gejala tersebut.
c.TAHAP POSITIF
Tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah, dan pada tahap ini ilmu pengetahuan berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar