Bab III Perkembangan dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
A. Perkembangan IPA
Awal dari IPA
dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada
hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari
peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk
membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen
ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan
kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
sebagai suatu ilmu yang mantap.
B.
IPA klasik dan IPA modern.
a. Pengertian IPA Klasik
IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.
IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.
b. Pengertian IPA Modern
IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan
di atas, dapat diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA
Modern didasarkan pada konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara memandang,
dan cara menganalisis suatu gejala alam.Namun pada IPA Klasik, suatu
pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang
dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media
atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh
melalui eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada
dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari IPA
Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA
Modern merupakan pengembangan dari IPA Klasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar