Bab VII Bioteknologi
Biotekhnologi
adalah terapan biologi yang melibatkan disilin ilmu mikrobilogi, biokimia,
genetika, dan biologi monokuler.definisi bioteknologi secara klasik atau
konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau
bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknolofi
adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah direkayasa secara
in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada skala industri. Bioteknologi
dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan
kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri dan kapang.
Selain itu bioteknolog juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang
dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Penerapan bioteknologi
pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan atau ransformasi
kimia yang diinginkan. Transformasi kimia itu lebih lanjut dapat dibagi menjadi
dua sub bagian, yakni: 1. Pembentukan suatu produk akhir yang siinginkan, contohnya
enzim anti biotik, asam orgainik dan steroid. 2. Penguraian bahan sisa
produksi, contohnya buangan air limbah, destruksi buangan industri, atau
tumpahan minyak. Dewasa ini, penerapan bioteknologi sangat penting diberbagai
bidang, misalnya di bidang pengolahan bahan pangan, farmasi, kedokteran,
pengolahan limbah dan pertambangan.
Bioteknologi
dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi dengan
menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk menghasilkan produk atau jasa
guna kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah suatu disiplin ilmu melainkan
penerapan ilmu (suatu teknik dalam biologi). Dalam bioteknologi, makhluk hidup
digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dengan alasan karena makhluk
hidup: 1. Senantiasa berkembangbiak dan dapat dibiakkan (terbaharukan) 2. Mudah
diperoleh 3. Sifatnya dapat diubah-ubah sesuai kebutuha 4. Dapat menghasilkan
berbagai macam produk yang dibutuhkan Bioteknologi Konvensional Pemanfaatan
makhluk hidup untuk menghasilkan produk atau jasa sudah banyak dilakukan sejak
dulu. Di Indonesia, orang telah lama mengenal proses pembuatan tape, tuak dan
tempe dengan menggunakan mikroorganisme 1. Pemanfaatan Biotekhnologi dalam
kehidupan sehari-hari:
Ø
Pada bidang pangan Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan
yaitu dengan memproduksi makanan dengan bantuan mikroba
(tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) Berikut tabel penerapan bioteknologi pada
bidang pangan: NO PRODUK BAHAN MENTAH MICRO ORGANISME 1. 2. Produk dari Susu
Keju Susu Fermentasi (Yoghurt) Susu Susu kental Streptococcus sp. Lactobacillus
sp. 3. 4. Produk dari Limbah Protein Sel Tunggal (PST) Mikoprotein Molase dan
garam amonium Sampah Organik Saccharomyces cerevisae Fusarium graminearum 5. 6.
7. 8. 9. 10. Produk dari nabati Tempe Kecap Tape Anggur Nata de Coco Roti
Kedelai Kedelai Beras ketan atau singkong Buah anggur Air kelapa Tepung beras
Rhizopus sp. Aspergillus sp. Rhizopus, Aspergillus Saccharomyces sp.
Acetobacter xylinum Saccharomyces cereviceae
Ø
Bidang Kesehatan Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan
pembuatan antibiotik. Proses penambahan DNA asing pada bakteri merupaka prospek
untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. Contohnya pada
produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut
interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin
dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat
dipanen dari bakteri. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat
disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada penderita, cara ini
dikenal dengan istilah terapi gen. Berikut penerapan bioteknologi pada bidang
kesehatan: Jenis mikroorganisme Produk asam amino Vitamin Corynebacterium
glutamicum Treonin dan lisin - Brevibacterium sp. Glutamat - Micrococcus
glutamicus lisin - Pseudomonas sp. - Vitamin B12 Propinionicbacterium - Vitamin
B12 Ashbya gossypii - Riboflamin Streptomyces oliveus - Kobalamin
Ø
Bidang Lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang
marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius
terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Di bidang lingkungan, bioteknologi
diantaranya berperan dalam: 1. Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang
ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana) 2. Pengolahan
berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran
air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi Ø Bidang Pertanian Adanya
perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan
bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul,
produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi
Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu
tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan
genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng
sangat besar dalam penyediaan pangan dunia. Dalam bidang pertanian telah dapat
dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang
dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada petani.
Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba
yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian,
demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen
dari bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau
diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa
genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang
melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan
mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada
kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan). Hama tanaman merupakan salah satu
kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini
digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai
dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan
dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari
terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita
mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap
jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat
menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi
makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus
thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu
menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama
seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan
serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan
sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini
diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida
kimia. Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang
lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan
tanaman transgenik yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh
dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin
yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam
sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut
mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga
pestisida tidak diperlukan lagi.
Ø
Bidang Peternakan Penerapan bioteknologi pada peternakan contohnya adalah hewan
transgenik dan hormon bovin somatotropin. 1. Hewan Transgenik Hewan yang diberi
perlakuan rekayasa genetika disebut hewan transgenik. Pada hewan-hewan tersebut
disisipkan gen-gen tertentu yang dibutuhakan manusia. Sebagi contohnya adalah
domba transgenik. DNA domba tersebut telah disisipi dengan gen manusia yang
disubut dengan faktor VII ( merupakan protein pembeku darah). Dengan adanya
penyisipan tersebut domba mneghasilkan susu yang mengandung faktor VIII yang
dapat dimurnikan untuk menolong penderita hemofilia. Rekayasa genitika pada
hewan juga dapat membantu melestarikan spsies langka. Sebagai contoh sel telur zebra
yang sudah dibuahi lalu ditanam pada kuda spesies lain. Spesies lain yang
dipinjam rahimnya disebut surrogate. Anak zebra akan lahir dari kuda surrogate.
Hal yang sama sudah diterapkan pada keledai yang hampir punah di Australia.
Teknik pelestarian dengan rekayasa genetika sangat berguna karena: a. Induk
dari spesies biasa dapat melahirkan spesies langka. b. Telur hewan langka yang
sudah dibuahidapat dibekukan. Lalu disimpan bertahun-tahun, bahkan setelah
induknya mati. Jika sudah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi
ditransplatasikan. 2. Hormon Bovine Somatotrophin (Hotmon BST) Dengan rekayasa
genetika juga dapat diproduksi hormon pertumbuhan hewan, yaitu hormon BST
(Bovine Somatotrophin) Caranya adalah sebagai berikut: a. Plasmid bakteri E. coli
di[otong dengan enzim endonuklease. b. Gen somatotrophin diisolasi dari sel
sapi. c. Gen somatotrophin disisipkan ke plasmid bakteri. d. Plasmid dimasukkan
lagi ke plasmid bakteri. e. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophin
ditumbuhkan dalam tangki fermentasi. f. Bovine somatotrophin diambil dari
bakteri dan dimurnikan. (Reven et.al. 2005)
Ø
Bidang Hukum Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan
forensik. Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dalam
jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara. Jika ada perkosaan,
air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui
pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan
derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali
untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam
tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel). DNA fingerprint merupakan satu
langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia.
Keakuaratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint
selangkah lebih maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama
digunakan kepolisian untuk identifikasi.
Ø
Pengolahan Limbah Sampah atau limbah merupakan bahan pencemar lingkungan yang
mengancam kehidupan. Oleh kerena itu harus ada upaya penanggulangan limbah.
Penanggulangan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya ditimbun,
dibakar dan didaur ulang. Diantara semua cara itu, cara yang terbaik adalah
dengan cara didaur ulang. Slah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah
diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis, yaitu proses
dekomposisi sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen (anaerob).
Denag cara ini sampah dapat diubah menjadi arang, gas (misalnya metana), dan
bahan anorganik. Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan
bakar. Keunggulan dari bahan bakar hasil proses ini adalah kandungan sulfur
yang rendah sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Bahan dari pembakaran
makroorganik (dari hewan, tumbuhan, manusia), denagn bantuan mikroorganisme
(misalnya bakteri dan jamur), dengan bantuan hewan-hewan kecil disebut kompos.
Dalam pembuatan kompossangat diperlukan mokroorganisme. Jenis mikroorganisme
yang diperlukan dalam pembuatan kompos tergantung pada bahan organik yang
digunakan serta proses yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau
anaerob). Selama proses pengomposan, terjadi penguraian terhadap selulosa dan
pembentukan asam organik, terutama asam humat. Asam humat penting dalam
pembentukan humus. Hasil pengomposan terutama bermanfaat sebagai pupuk. Dengan
perkembangan bioteknologi, kini pencemaran lingkungan dapat semakin dikutangi
dengan berbagai teknik pengolahan limbah, misalnya pengolahan minyak, air
limbah dan plastik. 1. Pengolahan Air Limbah Dengan bioteknologi pengolahan
limbah menjadi lebih terkontrol dan efektif. Pemrosesan air limbah oleh pabrik
bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar, baik pencemar biologis maupun kimaiwi,
yang mungkin membahayakan manusia atau lingkungan. Mekanismenya adalah: a.
Menghilqnhkqn sisa-sisa akhir benda padat yang tersuspensi. b. Menghilangkan
gangguan yang tidak dikehendaki. c. Manghilangkan rasa, warna, bau, dan
mengurangi kandungan zat yang terlarut. Prinsip kerja dalam pengolahan limbah
melibatkan berbagai fasilitas, dan prosesnya secara umum adalah sbagai berikut:
a. Pengumpulan Limbah dari rumah, industri, dan dari aktifitas lainya
disalurkan ke jaringan saluran bawah tanah, lalu dikumpulkan ke pusat
pengolahan. b. Pemilahan Limbah yang msauk ke tempat pengolahan dilewatkan pada
lempengan metal yang berfungsi memisahkan potongan kayu, kertas dan bahan-bahan
yang besar supaya tidak masuk mesin. c. Pengaliran Limbah Limbah dialirkan lewat
lubang-lubang kecil. Krikil dan pasir pada larutan limbah disaring, dicuci,
lalu dikumpulkan dan digunakan untuk mengisi lubang-lubang di tanah. d.
Pengendapan Limbah dialirkan ke tangki-tangki yang lebih besar dimana
bahan-bahan yang padat mengendap didasar tangki yang membentuk endapan kasar.
Endapan tersebut kemudian dipindah ke tangki pencerna dengan tenaga listrik. e.
Proses Aerob cairan yang diukeluarkan dari tangki penempatan primer dimasukkan
ke alat pengolahan sekunder.di dalam alat tersebut, mikroorganisme seperti
bakteri, jamur dan protista memecah materi organik menjadi mineral, gas dan
air. f. Kucuran Air Air dari tangki-tangki penempatan cukup bersih untuk
dibuang ke sungai. Supaya air lebih bersih dan dapat digunakan untuk keperluan
tertentu maka air disaring melalui alat yang terbuat dari pasir halus dan arang
aktif, lalu ditambah klorin untuk mencegah pertumbuhan organisme yang masih
tersisa. g. Proses Anaerob h. Sumber Enerdi i. Pembuangan Sampah 2. Dampak
negatif bioteknologi
Ø
Dampak terhadap kesehatan Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko
potensial sebagai berikut: a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi
dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan. b. Rekayasa
genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak
stabilnya DNA rekayasa genetik. c. Virus di dalam sekumpulan genom yang
menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik. d. Penyebaran
gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak
menghilangkan infeksi. e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi,
jalur utama penyebab penyakit. f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang
genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker
dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker). g. Tanaman rekayasa
genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu
herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
Ø
Dampak terhadap lingkungan Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam
organisme lain dan membentuk "makhluk hidup baru" yang belum pernah
ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan
sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme
transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di
lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau
Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang
ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International Specialty
Products. Di antaranya: a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai
rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai
non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen. b.
Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida
tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di
Amerika Serikat. c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana
hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris. d. Bt tahan pestisida dan roundup
tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis
tidak bermanfaat. e. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa
genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin
memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus
bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan
selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun. f. Pangan dan
pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di
lapangan dan di dalam tes laboratorium. g. Herbisida roundup mematikan katak,
meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup digunakan lebih dari 80
persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia. h.
Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan
tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer. Ø
Dampak terhadap etika moral Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh
masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah
mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk
transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu.
Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi
yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena
masyarakat belum menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
a. seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam
tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu.
Kemudian di masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi
tersebut?" b. pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami
dititipkan di bank sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda
ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma yang
dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?, bolehkah
wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?. c. meminta
sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita
merupakan pelanggaran atau bukan ?
Ø
Dampak ekonomi Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas
dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten
bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi
hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil
untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten.
Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada
kasus penggunaan hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon
tersebut hanya mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal
tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi. Menyikapi adanya dampak negatif
bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk menanggulangi meluasnya
dampak tersebut, antara lain sebagai berikut: Sejak Stanley Cohen melakukan
rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau
rekomendasi sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar
rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif. 1.
Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya. Namun
tidak semua negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti Singapura,
tidak melarang cloning tersebut. 2. Undang-undang yang melarang pembuatan
senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di dunia. 3. Selain
undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di laboratorium telah membatasi
kemungkinan terjadinya dampak negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci
hama (aseptik), limbah yang keluar dari laboratorium diolah terlebih dahulu. 4.
Pengawasan dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel
bioteknologi tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia. 5. Penerapan
bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena semua
makhluk hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem
manusia" 6. Penegakkan di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun
1992 tentang sistem budidaya pertanian, dan UU No.4 tahhun 1994 tentang
pengesahan konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati. Bagian penjelasan umum,
sub bab Manfaat Konvensi butir 6 menyatakan bahwa "pengembangan dan
penaanganan bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan
GMO oleh negara lain. 7. Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) Nomor
998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/Kpts-XI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;015A/Meneg
PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil
Rekayasa Genetika Tanaman. Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri
Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri
Negara Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya
pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika sebelum dikomersialkan sesuai
standar protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji toksisitas,
alergenitas, dan kandungan nutrisi. 8. Pada tingkat internasional, pemerintah
Amerika Serikat misalnya telah membentuk badan khusus yang bernama FDA (Food
and Drugs Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan, termasuk
produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat pedoman keamanan pangan yang
bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa produk baru termasuk hasil rekayasa
genetika, harus aman untuk dikonsumsi sebelum dikomersialkan. Badan
Internasional Food and Agriculture Organization (FAO) juga telah mengeluarkan
beberapa petunjuk rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan.
Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut : a.
Pengaturan keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat melindungi
kesehatan konsumen. Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut
seimbang dengan perkembangan teknologi. b. Pemindahan gen dari pangan yang
menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah terbukti bahwa gen yang
dipindahkan tidak menunjukkan alergi. c. Pemindahan gen dari bahan pangan yang
mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan. d. Senyawa alergen pangan dan
sifat dari alergen yang menetapkan kekebalan tubuh dianjurkan untuk
diidentifikasi. e. Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan
pelatihan tentang keamanan pangan yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika. v
Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain : a.
Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta
didasarkan atas eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti. b. Riset
klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah
pengawasan tenaga medis yang ahli di bidangnya. c. Setiap proyek riset klinis
hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap bahaya yang
mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. d. Dokter
seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang
mengubah kepribadian orang menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur
percobaan.